Aku Masuk Lorong Waktu
Aku
berada disebuah jalan yang asing, udara segar langsung mengisi paru-paruku,
Kupejamkan
mata sesaat, meresapi tenteramnya udara yang menyentuh kulit dan rambutku
Dan
ketika kubuka mata, pertama kali yang kulihat adalah patung kecil diujung jalan
tepat diatas jembatan yang membentang diatas sebuah sungai.
Ada
pohon-pohon besar disisi-sisi jalan, bangunan-bangunan antik khas Eropah
Rel
kereta berukuran lebih kecil, berada ditengah jalan.
Jalan
ini begitu lenggang, rimbun banyak pepohonan dan terlihat luas.
Aku
berlari kecil kearah ujung jalan ini, kemudian aku berdiri tepat dibawah patung
kecil ditengah jembatan ini, melihat kebawah jembatan.
Gemericik
air sungai jernih ditingkahi dengan suara gadis-gadis cantik ber perahu dengan
gaun-gaun indah dan berpayung cantik.
Perlahan
aku mengenali daerah ini ...
Adakah
patung kecil dewa Hermes serupa ditempat lain?
Ini
HARMONI !
Dan
sungai jernih dan harum ini adalah CILIWUNG
Bangunan
antik yang berseberangan dengan patung kecil itu adalah gedung BTN,
Tapi... kenapa semuanya berbeda dalam pandanganku?
dan aku tidak mengenali seorangpun yang melintas disini?
Tak
peduli dengan keanehan yang ada, aku menikmati suasana kota yang sejuk dan
indah!
Aku
berlarian disekitar jembatan ini, jemari dan telapak kakiku kubiarkan
bersentuhan langsung ke tanah.
Segar,
angin menyapu lembut kulit dan rambutku
Aroma
harum air membangkitkan niatku untuk lompat salto ke sungai kemudian berenang
menyusuri sungai yang jernih.
Tapi...
bunyi pluit mengurungkan niatku untuk berenang
Aku
tersentak, sebuah kereta melintas didekatku.
Aha!
TREM ?
ditengah
kota Jakarta?
Horeee! Aku berada di Jakarta tahun
1826!
Belum
habis suka citaku, tiba-tiba aku sudah berada dilokasi asing lainnya
ada
banyak rel kereta api ganda disekitarku
Ini
setasiun kereta api BEOS!
Banyak
pria mondar-mandir dengan pakaian seperti Abraham Lincoln, tampaknya ini adalah
pusat bisnis dan transportasi, karena ada banyak transaksi bisnis disini.
Aku
hampiri salah satu loket, dan kataku :
"Saya mau membeli kapal pesiar
termewah yang Anda punya"
"Silahkan Anda melihat-lihat
brosur kami"
Seorang
wanita blonde bertopi lebar, menyodorkan setumpuk brosur.
"Saya tertarik dengan yang
ini"
Kataku
sambil menunjuk kearah gambar sebuah kapal pesiar dengan banyak kamar mewah
yang dilengkapi dengan Bioskop pribadi, cafe, lantai ice untuk ber 'Ice
skating", kolam renang besar, ruang gymnastic, restoran padang ter-enak
didunia, counter kue dengan rasa Klappetart ter-enak didunia, dll.
"Harganya enam ratus ribu rupiah.
Silahkan Anda tanda tangan disini untuk pemesanan"
Aha
! enam ratus ribu rupiah!!
Tidak
heranlah ... ini kan tahun 1826, tentu saja apa-apa masih murah!
Aku
tersenyum penuh kemenangan (ala Paman
Gober), aku merasa beruntung, hidup di tahun 2000an tapi bisa belanja di
tahun 1800an,
Duit
segitu mah ... keciiiill.
"Okay madam, saya bayar sekarang!
Apa bisa pakai kartu kredit?"
"Bisa. Sini kartunya saya
gesek"
dan
aku merogoh-rogoh saku baju
HAH!
tidak ada saku dipiyamaku!
Lho
kenapa aku masih dengan pakaian yang sama ketika aku di Harmoni tadi, nyeker pula!
Seketika
aku panik berusaha mendapatkan kartu kredit-ku ..
"Ma ...ma, udah setengah enam,
Ade belum dibuatin sarapan.."
Perlahan
kubuka mata ... yang tampak wajah anakku tersenyum lucu.
....
Yaahhh mimpi!
“Mama tadi teriak-teriak ...
nyari-nyari kartu... mama mimpi ya?
Aku
tersenyum kecut mengingat Kapal Pesiar yang batal dibeli gara-gara tidak bawa
dompet.
"Mama sih.. kalo kemana-mana ga
bawa uang kes ... geseeeek... melulu!"
#%&*^@#!&54565zzzzzz !!!
Komentar